An-Najah Taruna Insan Al-Quran

SEJARAH SINGKAT PENDIRIAN PONDOK

     

   Pada suatu hari terbersit dalam nurani seorang pensiunan TNI angkatan Darat, Iskandar Ishaq hendak tinggal di Mesir bersama keluarganya. Tentu niatan tersebut bukan tanpa alasan, untuk mendampingi putera-puterinya belajar dan memperdalam agama Islam di Bumi Negeri Para Nabi, namun rencana tersebut tidaklah mudah karena rumah tinggal beliau selama ini dan hotel yang sudah berjalan sekitar 10 tahun akan ditinggalkan untuk semestara waktu, lalu “siapa yang akan mengurus dan merawatnya ?” ujar Ayah, panggilan sehari-hari di Ponpes, kemudian beliau berniat merubah hotel tersebut menjadi Pondok Pesantren setelah mendapat do’a restu dari sang istri Cut Elviati Eli Eda. Tidak berselang lama beliau menghadap kepada Murabbi Az-Zikra (alm) KH. Muhammad Arifin Ilham dan meminta do’a restu darinya. Niyatan ayah disambut dengan semangat Takbir “ALLAHU AKBAR” dari lisan Almarhum Abi Arifin. Dan tepat ba’da shalat Ashar, Murobbi mengumumkan kepada jama’ah masjid Az-Zikra saat itu bahwa akan ada ponpes Tahfizh di Jalan Qona’ah No. 10 Perumahan Muslim Az-Zikra yang saat itu nama Ponpesnya belum ada.


         Selang beberapa saat setelah diumumkan di masjid Az-Zikra, Ayah merenung memohon kepada Allah SWT agar diberikan orang yang siap bekerja sama memimpin Ponpes ini, terlintaslah sosok al-Ustadz Jalaludin,
S.P., Al Hafizh yang dirasa bisa mengemban amanah tersebut. Segera Ayah menghubungi beliau dan mengundangnya agar datang ke kediaman ayah. Tidak berselang lama terjadilah percakapan antara ayah dan Ust. Jalal (panggilan akrab sehari-hari) perihal rencana tersebut. Beliau tidak langsung menerima begitu saja, beliau meminta waktu untuk Istikharah beberapa hari.


         Setelah beberapa hari istikharah, Ust. Jalal datang kembali ke tempat Ayah Iskandar Ishaq untuk menyetujui rencana tersebut dengan rasa tidak percaya seperti mimpi untuk bekerja sama dengan Ayah Iskandar Ishaq. Selang beberapa hari kemudian Ust. Jalal dan Ayah Iskandar Ishaq menyepakati nama ponpes yang akan dijalankan yaitu Daarul Huffazh An-Najah. Daarul Huffazh memiliki arti tempat para penghafal Al-Qur’an yang sudah banyak mencetak para Huffazh yang terjun ke masyarakat. Sedangkan An-Najah diambil dari nama salah satu putri Ayah Iskandar Ishaq dan Ibu Cut Elviati Eli Eda, yaitu Nazizah.


         Segera Ayah dan keluarga mendirikan Yayasan sebagai wadah untuk menjadi payung hukum Ponpes dengan nama Yayasan An-Najah Taruna Insan Al-Qur’an disingkat menjadi ANTIQ. Menggunakan kata Taruna yang berarti kesepakatan dan kekompakan. Diharapkan dalam perjalanannya Yayasan ini menjadi tempat Kesepakatan dan Kekompakan para Mujahidin Al-Qur’an khususnya santri penghafal Al-Qur’an. Tidak berselang lama Ayah Iskandar Ishaq menuju tempat percetakan untuk mendesign logo Yayasan dan Ponpes hingga terciptalah logo Daarul Huffazh An-Najah. Tidak sampai disitu Ayah Iskandar Ishaq meminta agar Ibu Dian Marleni, SH., M.KN sebagai Notaris agar Yayasan An-Najah Taruna Insan Al-Qur’an segera dinotariskan.


         Pada tanggal 20 Juli 2018 Dian Marleni, SH., M.KN sebagai Notaris Yayasan An-Najah Taruna Insan Al-Qur’an mengajukan Surat Permohonan kepada Kementerian Hukum dan Ham Republik Indonesia agar disahkan secara legalitas Negara. Maka terbitlah SK Kemenkumham No. AHU-0013148.AH.01.12.TAHUN 2018 TANGGAL 31 JULI 2018.


         Sang Murabbi KH. Muhammad Arifin Ilham terus ikut serta dan berupaya mempromosikan Ponpes Tahfizh Daarul Huffazh An-Najah disetiap kesempatan Dzikir Akbar yang diadakan setiap bulan ahad pertama agar santri terus bertambah sehingga Ponpes terus berkembang sepanjang zaman. Alhasil santri baru dan pindahan terus berdatangan dari kota sekitar Jabodetabek, lintas pulau Sumatera dan Kalimantan, hingga lintas Negara Malaysia dan Belanda. Semua tentu karena Karunia Allah SWT.


         Sewaktu Abi Arifin pulang dari Penang setelah pengobatan, beliau mengajak Ayah Iskandar Ishaq untuk makan siang bersama di pecel lele sekitaran bukit sentul setelah shalat Ashar hari Jum’at. Kemudian Ayah mengajak Ustadz Zaky selaku Pimpinan Ponpes, Pak Ihsan selaku staf ponpes dan Bang Fari yang mewakili santri di Ponpes Tahfizh Daarul Huffazh An-Najah agar ikut serta bersama Murobbi. Lalu Abi Arifin menitipkan pesan kepada Ayah Iskandar Ishaq “Bang, jangan pindahkan ponpes An-Najah dari Kampung Az-Zikra, biarkan berada di lingkungan Az-Zikra”, Ayah Iskandar Ishaq menjawab “Insya Allah Ustadz, tapi bagaimana caranya agar bisa mendirikan bangunan asrama dan kelas tambahan agar santri semakin hari semakin bertambah dan nyaman?” Dijawabnya oleh Abi Arifin dengan tegas “Seluruh Rumah dan Tanah yang berada di depan ponpes AnNajah, kita beli Bang.” Spontan Ayah bertanya “Bagaimana kita mau beli Ustadz? Uangpun kita belum punya.” “Bikin proposal sebanyak mungkin, nanti Arifin tanda tangan” tegas Abi Arifin memberi semangat dan kepastian. Kemudian Ayah Iskandar Ishaq mengamanahkan kepada Ustadz Zaky dan Pak Ihsan agar segera dibuat proposal seperti yang disarankan oleh Murabbi KH. Muhammad Arifin Ilham.


         Selang beberapa hari, Abi Arifin menghubungi Ayah Iskandar Iskaq via whatsapp dan menanyakan tentang proposal yang pernah dibahas agar segera bisa ditanda tangani oleh beliau langsung, sehingga proposal bisa segera disebar.


         Upaya demi upaya terus dilakukan agar pendidikan Islam di Ponpes Tahfizh Daarul Huffzh An-Najah bisa terus maju dan berkembang. Alhamdulillah selama hampir tiga tahun santri yang masuk ke Ponpes An-Najah sudah mencapai sekitar 75 orang dari berbagai daerah bahkan negara luar. Sarana dan prasarana baru terus dioptimalkan agar santri bisa nyaman tinggal di Ponpes dan kondusif saat belajar. Pembangunan Dapur, renovasi asrama, penyempurnaan koperasi dan kantin, serta penunjang lainnya terus disiapkan bahkan aula lantai 3 sebagai ruang belajar dengan tempat yang sangat nyaman, dukungan audio visual dan perpustakaan dengan kitab yang dibawa langsung dari Mesir, ditambah dengan Dauroh Bahasa Arab yang langsung disesuaikan dengan kurikulum Al-Azhar, Mesir menjadikan pendidikan Islam di Ponpes Tahfizh Daarul Huffazh An-Najah semakin maju, berkembang dan berkualitas.

        Unit pendidikan hingga saat ini adalah :
a. Ponpes Tahfizh Daarul Huffazh An-Najah, dengan program :

  • Takhosus Tahfizh al-Qur’an 30 juz mutqin
  • Takhosus Tahsin Tilawah al-Qur’an bersanad Rasulullah SAW
  • Karantina Tahsin dan Tahfizh Al-Qur’an
  • Dauroh Lughoh (arab – Inggris)
  • SMP – SMA Insan Cendekia Magnet School (terakreditasi A)
  • SMP – SMA Al-Azhar, Mesir
 

b. Sosial

  • Senyum Dhuafa
  • Sahabat Dhuafa
  • Lebaran Ceria
  • Kapling Syurga
  • Qurban Istimewa
  • Rumahku SYURGAKU