Untuk membimbing Santri di asrama dibutuhkan para pembimbing dan pengasuh yang memiliki kecakapan interpersonal skill, pengetahuan perkembangan dan pertumbuhan anak usia 10-21 tahun, disamping memiliki kesanggupan membina dan mengurus santri secara konsisten, kontinyu dan koneskuen selama 24 jam di lingkungan asrama. Diantara cara membentuk karakter Santri di asrama adalah dengan keteladanan yang positif. Teladan melalui lisan, perbuatan dan do’a/hati. Keteladanan ini harus dijalankan sebab keburukan dapat berpindah dengan cepat kepada yang lain melalui proses menular, sedangkan kebaikan berpindah dengan cara meniru.
Pembentukan karakter santri kami lakukan dengan beberapa tahap, yaitu :
- Tahun Pertama Santri Orientasi Adaptasi :
Orientasi pengenalan dan adaptasi di lingkungan kehidupan Pesantren. Santri baru didesain untuk mempersiapkan diri bergabung di dunia Pesantren untuk beradaptasi dengan kehidupan asrama dan lingkungannya berikut aturan yang ada.
- Tahun Kedua Santri Orientasi Pembiasaan :
Orientasi mengikuti pembiasaan di kehidupan Pesantren. Santri mulai diarahkan pada pembiasaan-pembiasaan kepesantrenan dengan pelaksanaan Tata tertib santri dan Nizhamul Ma’had serta kegiatan lainnya yang tertuang dalam kurikulum Pondok Pesantren. Sehingga nantinya pembiasaan tersebut bukan lagi sebuah kewajiban yang harus dilakukan atau dipaksakan untuk dipatuhi.
- Tahun Ketiga Santri Orientasi Pemahaman :
Pembinaan diarahkan kepada pemahaman akan makna hidup adalah aturan, hidup tidak akan lepas dari sunnatullah (aturan Allah) dengan rujukan buku Nizhamul Ma’had dan Tata Tertib Santri. Sehingga santri yang sudah melewati fase pembiasaan dibimbing agar memahami semua kebiasan tersebut untuk diaplikasikan dalam kesehariannya. Bukan sebagai kewajiban yang menjadi beban akan tetapi mematuhi aturan sudah menjadi panggilan jiwa, atau kebutuhan hidup sebagai wujud syukur kepada Allah swt.
- Tahun Keempat Santri Orientasi Kepedulian :
Pembinaan diarahkan kepada kepedulian terhadap teman dan orang lain, sehingga aturan ponpes dengan segala budaya di dalamnya bisa dimanifestasikan dalam bentuk kepedulian terhadap teman juniornya, seperti membantu bimbingan belajar, dan lain sebagainya.
- Tahun Kelima Santri Orientasi Kepemimpinan
Orientasi kepemimpinan : Pembinaan sudah diarahkan kepada bagaimana sebuah aturan menjadi aturan hidup bersama dengan memenej seluruh aktivitas yang ada di lingkungan pesantren, pada fase inilah Organisasi Santri sebagai wadah yang tepat dalam melaksanakan pembinaan terhadap diri mereka sebagai pemimpin yaitu subjek dari aturan dan kepedulian berupa pembinaan terhadap adik-adiknya sebagai objek dari sunnatullah tentunya dengan pengawasan dan arahan asatidz.
- Tahun Keenam Santri Orientasi kemasyarakatan (Masa depan) :
Pembinaan santri ketika fase Orientasi kemasyarakatan atau masa depan diarahkan kepada pemahaman akan makna diri; apa dan siapa saya, dari mana, sedang dimana, apa yang harus saya lakukan, apa yang harus saya tinggalkan, masa depan kelak bagaimana dan hendak kemana saya kembali, serta balasan apa yang akan saya peroleh di hari tua di dunia dan akhirat. Maka pada fase ini diadakan kegiatan yang bersifat pembinaan diri seperti praktek imamah, khitobah, Pemulasaraan Jenazah, aturan pembagian faraidh dan zakat, serta kegiatan evaluasi proses pendidikan selama 6 tahun dengan mengikuti program Ujian Komprehensif dan Ujian Tasmi Akbar syahadah bersanad.